Friday, 1 February 2019

Komponen dan fungsi CVT Motor


Komponen dan Fungsi CVT motor


fungsinya sendiri adalah sebagai menyeimbangkan putaran mesin dengan putaran roda.
selain itu juga sebagai pendongkrak tenaga. bisanya ada oli khusus untuk melumasi gear agar mengurangi gesekan.

Yang kita ketahui bahwa yang membedakan motor CVT atau motor matic dengan motor transmisi manual adalah CVTnya.
didalam CVT ada 4 komponen utama yaitu
a.) Primery Sheave
b.) V-Belt
c.) Secondary Sheave
d.) Gear Reduksi
Pada bagian primery sheave sendiri ada beberapa komponen yaitu:
a.      Fixed sheave

Fixed Sheave berfungsi sebagai penahan v-belt.
Komponen ini tidak bergerak, berbentuk piringan, biasanya bagian sisinya menyerupai kipas sebagai pendingin mesin.

b.      Sliding sheave

Sliding Sheave berfungsi untuk menekan v-belt dalam putaran tinggi, karna sliding sheave ini dapat bergerak kekanan ataupun ke kiri.

c.       Collar

Collar berfungsi sebagai tempat dudukan dari fixed sheave, sliding sheave dan cam.

d.      Cam

Cam berfungsi sebagai tempat dudukan slider.

e.       Slider

Slider berfungsi sebagai pendorong roller, yang roller sendiri akan mendorong sliding sheave.
Slider ini bergerak saat putaran mesin tinggi.

f.       Roller

Roller berfungsi sebagai penekan sliding sheave.
cara kerjanya sesuai putaran mesin, apabila putaran mesin tinggi roller ini menekan sliding sheave dan begitu pula sebaliknya.
Dan biasanya di sebut gaya sentrifugal.

Pemindah tenaga

Pemindah tenaga berfungsi untuk memindahkan tenaga dari primary Sheave menuju secondary Sheave.

Komponen nya pun hanya ada satu yaitu:

a.      V-Belt



V-Belt berfungsi sebagai penghubung antara sliding sheave dan secondary sheave, yaitu meneruskan putaran mesin dari sliding sheave. 
Biasanya v-belt ini memiliki gerigi-gerigi yang di rancang agar v-belt tidak terlalu panas akibat gesekan terus menerus.

b.      Secondary Sheave

Didalam secondary sheave ada beberapa komponen penting yaitu:

c.       Sliding sheave

Sliding Sheave berfungsi menekan v-belt. 
perbedaan sliding sheave di secondary sheave  dengan sliding sheave di primary sheave adalah tidak memiliki sirip.

d.      Fixed sheave

Fixed Sheave berfungsi sebagai penahan v-belt  atau bagian diam/statis.

e.       Pegas

Per berfungsi sebagai pendorong sliding sheave

f.       Torque cam

Berfungsi membantu menekan otomatis sliding sheave pada saat motor  melakukan akselerasi.

g.      Clutch housing/ Rumah Kopling

Clutch housing/ rumah kopling fungsinya adalah untuk meneruskan putaran dari v-belt ke poros roda.

h.      Sepatu kopling

Sepatu kopling fungsinya adalah sebagai penghubung putaran ke poros roda belakang.sistem kerjanya model sentrifugal yaitu bekerja sesuai putaran mesin.

i.        Gear reduksi

Sebelum membahas pengecekan CVT kita harus tau funsi dari komponen- komponen yang perlu kita ditahui

Proses pengecekan komponen

Motor matic perlu ada perawatan khusus bagian transmisinya atau yang lebih dikenal dengan bagian CVT. Selain service ringan motor matic perlu perhatian khusus bagian CVT-nya karena motor matic mengaplikasi tipe kopling kering komponen didalamnya terdapat banyak part yang mudah aus karena didalam CVT sebagian besar sparepartnya harus terbebas dari pelumas alias kering.
Biker motor matic lebih sering hanya tahu kapan penggantian V-Belt setiap 24ribu km maka service CVT setiap 24ribu juga, hal ini perlu diluruskan karena selain V-Belt masih ada lagi komponen yang harus dicek rutin seperti roller, kampas kopling dan masih bnyak lainnya yang butuh perhatian.

Motor matic mengaplikasi tipe kopling kering, meskipun tipe kering namun ada part yang memakai pelumas yaitu ”Grease” pelumas khusus dengan tingkat panas yang lebih tinggi. Grease ini juga ada umur pakainya jika pelumasannya sudah tidak maksimal maka dipastikan part yang harusnya terlumasi oleh grease akan cepat aus. Disini juga seal yang berfungsi menjaga agar grease tidak keluar dari part yang harus dilumasi jika seal bocor maka grease akan merembes keluar dan bisa membasahi kampas kopling yang seharusnya kering dan bisa mengakibatkan kampas kopling jadi selip akhirnya motor terasa bergetar saat akslerasi awal

Kampas kopling meskipun umurnya bisa lebih dari 30ribu km tetap tidak luput dari pengecekan, jika ketebalan kampas kopling semakin tipis maka akslerasi motor akan berkurang bahkan jika sepatu kampas kopling sampai habisa maka akan menggesek rumah kopling sehingga akan menjadi aus.

No comments:

Post a Comment